PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR
MELALUI MAGIC DART GAME
SISWA KELAS VII.2 SMPN 2 BELOPA
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH:
KETUA: ASRIANTI, S.Pd
NIP: 198504152009032008
SEKRETARIS : NURLAILA, S.Pd
NIP: 198212312009032006
ANGGOTA:
DEWI SRI TOMPO, S.Pd
BELOPA
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .................................................................................i
DAFTAR
ISI.............................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................1
A.
LATAR
BELAKANG.................................................1
B.
RUMUSAN
MASALAH............................................5
C.
TUJUAN
PENELITIAN.............................................5
D.
MANFAAT
PENELITIAN.........................................6
BAB II KAJIAN TEORI..................................................7
A. KONSENTRASI.........................................................7
1. PENGERTIAN KONSENTRASI............................ 7
2. PENGERTIAN KONSENTRASI BELAJAR........ 7
3. PENTINGNYA KONSENTRASI BELAJAR....... 8
4. CIRI – CIRI SISWA YANG KONSENTRASI BELAJAR 9
B. MAGIC DART GAME.................................................... 10
C. KERANGKA FIKIR....................................................... 11
D. HIPOTESIS..................................................................... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................... 12
A. SETTING PENELITIAN................................................ 12
B. SUBJEK PENELITIAN.................................................. 12
C. SUMBER DATA............................................................. 13
D. RENCANA TINDAKAN................................................. 13
E. TEHNIK PENGUMPULAN DATA................................ 13
F. ANALISIS DATA............................................................ 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Persoalan konsentrasi merupakan masalah yang melanda setiap manusia. Konsentrasi
tidak memandang usia tertentu,
baik itu terhadap anak – anak remaja maupun orang tua. Dalam lingkup kehidupan
kita persoalan konsentrsasi adalah hal yang
biasa saja terjadi,
namun bukan berarti hal tersebut tidak membutuhkan solusi yang terbaik. Begitu banyak kegiatan ataupun pekerjaan yang notabenenya memerlukan tingkat konsentrasi tinggi
dalam pelaksanaanya.
Bahkan boleh kata semua hal yang
berhubungan dengan aktifitas manusia tidak terlepas dari dunia konsentrasai.
Berbicara mengenai konsentrasi tentunya ada banyak faktor yang sangat berpengaruh didalamnya. Beberapa diantanya yang
sangat berkaitan erat
adalah fokus, otak, fikiran dan perhatian.
Pendapat lain mengenai
pengertian konsentrasi disampaikan oleh Mierke (Scholz, 2006), yaitu
“Konzentration als aus der Umgangssprache stammend mit verschiedensten
Bedeutungen: Sammlung und Anreicherung, Gruppierung umeinen Mittelpunkt,
Zusammenfassung und Vereinigung, Einengung und Beschränkung, Ausrichtung und
Anspannung”. Dengan kata lain, dijelaskan Scholz, bahwa “Konsentrasi yang
berasal dari bahasa pergaulan memiliki pengertian yang berbeda-beda, yaitu:
Kumpulan, pengayaan, pengelompokan berdasarkan satu titik fokus, penyimpulan
dan penggabungan, penyempitan dan pembatasan, penyampaian dan penegangan”.
Berbeda dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Mierke, Westhoff danHagemaister (Scholz, 2006)
mendefinisikan: Konzentration als ein Aspekt des Arbeitens ist immer dann
notwendig, wenn man bewusst Informationen verarbeiten muss. Dabei werden nicht
beliebig viele Informationen genutzt, sondern eine Auswahl von zu einem
bestimmten Zeitpunk zu verarbeitenden Informationen. Kutipan tersebut berarti:
Konsentrasi sebagai satu aspek bekerja yang selalu diperlukan jika seseorang
harus mengolah informasi secara sadar. Dalam hal ini banyak informasi yang digunakan
tidak secara acak, melainkan pilihan informasi yang harus diolah pada titik
waktu tertentu.
Pendapat yang
disampaikan oleh Mierke, Westhoff dan Hagemaister menunjukkan bahwa keduanya
memiliki perbedaan. Mierke menyebutkan bahwa konsentrasi memiliki beberapa
pengertian diantaranya dapat diartikan sebagai kumpulan, pengayaan,
pengelompokan berdasarkan satu titik fokus, penyimpulan dan penggabungan,
penyempitan dan pembatasan, penyampaian dan penegangan. Sementara itu Westhoff
dan Hegemaister mendefinisikan bahwa konsentrasi merupakan suatu aspek, dalam
bekerja yang keberadaannya selalu diperlukan ketika seseorang harus mengolah
informasi yang dilakukan secara sadar. Untuk itu, dalam konteks ini informasi
yang digunakan bukan sembarang informasi melainkan berupa informasi pilihan
yang harus diolah pada kurun waktu tertentu.
Pendapat lain mengenai
pengertian konsentrasi tertulis dalam situs
http://lexikon.stang.eu/541/konzentration/, sebagai berikut: “Konzentration ist
die willentliche Fokussierung der Aufmerksamkeit auf eine bestimmte Tätigkeit,
das Erreichen eines kurzfristig erreichbaren Ziels oder das Lösen einer
gestellten Aufgabe”. Dengan kata lain, konsentrasi adalah pemfokusan perhatian
yang disengaja dari suatu kegiatan tertentu, pencapaian suatu tujuan dalam
jangka waktu yang pendek atau penyelesaian satu tugas yang telah ditentukan.
Pendapat tersebut menguraikan bahwa konsentrasi dilakukan dengan sengaja.
Dengan kata lain, kegiatan tersebut dilakukan secara sadar dan tidak ada
paksaan. Disebutkan pula bahwa konsentrasi merupakan pencapaian suatu tujuan
dalam jangka waktu yang pendek.
Pengertian konsentrasi
adalah pemusatan perhatian, pikiran dan jiwa dan fisik pada sebuah objek.
Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemusatan perhatian atau
pikiran pada suatu hal.” Dalam hal ini, konsentrasi yang akan dibahas yakni
terkait dengan konsentrasi belajar.
Dalam psikologi umum (2003) dalam Nugraha (2008),
“Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap
aktifitas belajar”.
Pengertian konsentrasi
menurut Sumartno (2004) dalam Rachman (2010) yakni: Konsentrasi belajar siswa
merupakan suatu perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan
dengan baik dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, serta dapat memahami setiap
materi pelajaran yang telah diberikan.
Menelaah berbagai
pengertian tentang konsentrasi diatas, maka sangat jauh berbeda dengan kondisi
yang terjadi dengan keseharian siswa kelas VII.2 dalam hal konsentrasi belajar.
Fenomena yang terjadi dkelas bahwa hampir sebagian besar dari siswa tersebut
mengalami kegagalan dalam memusatkan perhatian dalam pelajaran terutama dalam
pelajaran bahasa inggris yang notabenenya sangat membutuhkan perhatian lebih
untuk menangkap terutama dalam segi bahasanya. Kenyataan yang terjadi adalah
dari 30 siswa, sekitar 70% siswa dalam kelas tersebut belum mampu berkonsentrasi
dalam menerima pelajaran. Hal ini terlihat dari kebiasaan para siswa yang
sering keluar masuk ruangan ketika pelajaran berlangsung dengan alasan ke WC,
pergi pinjam pulpen, kamus, atau bahkan hanya sekedar keluar sebentar ketika
melihat temanya berada diluar kelas dan bahkan menguak sepanjang
waktu, yang lebih parahnya adalah sampai tertidur di kelas. Tampak pula terhadap
para siswa yang ada dalam kelas seolah olah menjadi siswa yang tekun atau rajin
padahal kebanyakan dari mereka ada yang asyik berbicara dengan teman
didekatnya, saling melempar sindiran, melempar kertas yang berisi pesan
singkat, ada juga beberapa yang sibuk menggambar wajah kartun kesukaanya di
televise dll.
Kesibukan baru yang
melanda siswa sekarang adalah asyik membolak balik dasi dengan alasan siswa
kelas VII merupakan siswa baru dan baru pula belajar memakai dasi. Apatah lagi
kenyataan ini terjadi pada saat guru sedang menjelaskan di depan atau saat
pelajaran berlagsung. Fakta fakta diatas merupakan sebuah ironi bagi siswa maupun
guru itu sendiri karena siswa merupakan subjek dari transferan ilmu itu sendiri
dan guru sebagai mediatornya. Akan tetapi segala bentuk pelarian aktivitas
diatas akibat dari kurangnya konsentrasi siswa, maka dipandang perlu untuk
menhadirkan sebuah strategi dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa di
kelas.
Magic Dart
game adalah sebuah
terobosan baru dalam penelitian ini yang perlahan tapi
pasti akan mampu meningkatkan konsentrasi belajar
siswa terutama dalam penulisan teks deskriptif. Media Magic Dart pada dasarnya
terinspirasi oleh sebuah permainan yang berbentuk cabang olahraga yang
diperlombakan di Amerika yang di sebut “Dart” atau anak panah. Sebuah anak
panah dilemparkan di papan lingkran. Dalam penalitian kali ini dart kemudian digunakan
untuk menarik minat belajar siswa untuk fokus terhadap apa yang disajikan guru
didepan sehingga siswa dapat memusatkan perhatianya terhadap pelajaran ataupun
penjelasan guru.
Pentginya
media ini digunakan karena hampir semua orang menyukai sebuah pembelajaran yang
menyenangkan atau enjoy dalam arti kata belajar sambil bermain apatah lagi bagi
seorang siswa. Tetapi tentunya tanpa melupakan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Magic Dart ini dianggap sangat bermanfaat bagi siswa kelas VII.2 untuk
meningkatkan konsentrasi karena penyajianya bisa dilakukan dengan berkelompok
sehinngga memudahkan bagi siswa untuk menyelesaikan tugas. Disamping itu media
tersebut menggunakan media yang penuh warna ( full color) yang notabenenya
warna merupakan hal yang menarik bagi siapa saja.
Manfaat
lain dari penggunaan magic dart ini dalam meningkatkan konsentrasi belajar
siswa adalah dasar dari permainan ini sangat menantang siswa untuk fokus dan
konsentrasi dalam menancapkan anak panah sehingga siswa akan sibuk berdiskusi
dengan teman kelompoknya untuk menentukan sebuah strategi khusus agar sesuai
dengan harapan kelompoknya.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar
belakang yang
dikemukakan diatas,
dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana
peningkatan konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa setelah
penggunaan ‘ magic dart game’?
2. Apakah
melalui Magic Dart game dapat meningkatkan konsentrasi
belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa
?
C. Tujuan
penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan
umum
Berdasarkan rumusan
masalah yang
dikemukakan diatas maka tujuan umum dari peniltian ini adalalah untuk
mengetahui bagaimana peningkatan konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2
Belopa setelah menerapkan penggunaan media Magic Dart game.
2. Tujuan
khusus
Untuk meningkatkan
konsentrasi belajar siswa
kelas VII.2 SMPN 2 Belopa melalui Magic
Dart game.
D. Manfaat
penelitian
1. Melalui
penelitian ini secara teoritis diharapkan memperoleh pengetahuan atau teori
baru tentang peningkatan konsentrasi belajar melalui Magic
Dart game
bagi siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa
2. Secara
praktis diharapkan sebagai bahan informasi bagi siswa terutama dalam
penelesaian tugas yang
berkaitan.khususyna
kelas VII.2 dan seluruh siswa SMPN 2 Belopa pada umumnya.
3. Sebagai
bahan pertimbangan bagi guru manakala menghadapi problematika terhadap
peningkatan konsentrasi belajar
siswa
di SMPN 2 Belopa, sehingga guru
dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan
meningkatkan sistem pembelajaran di kelas agar permasalahan – permasalahan yang dihadapi siswa dan guru dapat dikurangi.
4. Sebagai
bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar
khususnya
di SMPN 2 Belopa
5. Sebagai referensi dan arsip bagi perpustakaany ang sewaktu waktu dibutuhkan oleh siswa
maupun guru di SMPN 2 Belopa
6. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
BAB II
KAJIAN TEORI
A.
Konsentrasi
1. Pengertian konsentrasi
Pengertian konsentrasi
adalah pemusatan perhatian, pikiran,jiwa dan fisik pada sebuah objek. Konsentrasi menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal”.
Konsentrasi adalah pemusatan perhatian atau
pikiran pada suatu hal. Atau kalau boleh disamakan, konsentrasi sama artinya
dengan keadaan khusuk individu/seseorang pada sesuatu. Ada yang mengartikan
konsentrasi merupakan pemusatan perhatian terhadap sesuatu sehingga seseorang
tersebut tidak teringat lagi dengan hal-hal lain selain yang sedang
dihadapinya. konsentrasi adalah kondisi dan kemampuan
seseorang yang dengan kesadarannya dapat memusatkan perhatian (melibatkan alat
indra) pada situasi yang sedang dihadapinya.
2. Pengertian konsentrasi belajar
Tabrani dkk. (1989:8) menambahkan
definisi belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau
mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek
kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan suatu
proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau
pengalaman tertentu.
Dari
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan
perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan
nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
bidang studi.
Bagi siswa
pemusatan perhatian (konsentrasi) yang dimaksudkan di sini tentu dalam hal mengikuti
proses pembelajaran. Bayangkan jika anda sebagai seorang guru mendapati siswa
anda tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang disajikan. Selain
dapat merugikan bagi siswa karena tidak mendapatkan apapun dari kegiatan yang
diikutinya juga bisa membuat anda stress karena materi yang anda sajikan tidak
dapat dikuasai oleh siswa.
Lalu
bagaimana jika siswa biasa konsentrasi tetapi hanya terhadap dirinya sendiri (asyik dengan dirinya sendiri),
bukan konsentrasi pada situasi yang sedang dihadapinya? Sebenarnya inilah
masalah yang selalu dihadapi siswa. Dan biasanya konsentrasi inilah yang
dijadikan sebagai alasan mereka jika tidak dapat menguasai materi pelajaran
yang diajarkan guru saat proses pembelajaran berlangsung.
3. Pentingnya konsentrasi belajar
Terlepas
dari hal di atas, konsentrasi sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran agar kompetensi yang diharapkan dapat dikuasainya
bisa tercapai dengan baik. Begitu pentingnya konsentrasi bagi siswa,
sehingga konsentrasi adalah merupakan prasyarat bagi siswa agar dapat belajar
dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Melihat begitu pentingnya konsentrasi bagi
siswa, tentunya ada banyak manfaat yang diperoleh bagi siswa yang
berkonsentrasi dalam belajar. Beberapa diantaranya adalah siswa akan
lebih mudah dan cepat menguasai materi ajar yang disajikan. Dapat
dipastikan bahwa siswa yang konsentrasi dalam belajar sebenarnya ia juga sedang
aktif. Jadi konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda bahwa siswa sedang
aktif belajar.
Selain itu dapat pula menambah semangat/motivasi bagi siswa untuk lebih aktif
beraktifitas dalam belajar, memudahkan
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, Suasana
belajar menjadi semakin kondusif, memudahkan
siswa mendapatkan pengalaman yang baru serta munculnya
hal-hal yang positif (misalnya tidak mau menghayal) dalam diri siswa. Sedangkan
kerugian jika siswa tidak mampu berkonsentrasi, tentu kebalikan dari manfaat
yang telah diuraikan di atas.
4. Ciri – ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar
Ciri-ciri siswa yang dapat
berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku
kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Karena belajar merupakan
aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku
konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut. Engkoswara dalam
Tabrani (1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan
untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai
berikut.
a. Perilaku
kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan
masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (1) kesiapan pengetahuan yang
dapat segera muncul bila diperlukan, (2) komprehensif dalam penafsiran
informasi, (3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, (4) mampu mengadakan
analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
b. Perilaku
afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini,
siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya
penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu, (2) respon, yaitu keinginan untuk
mereaksi bahan yang diajarkan, (3) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan
sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
c. Perilaku
psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai: (1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan
petunjuk guru, (2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan
gerakan-gerakan yang penuh arti.
d. Perilaku
berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang
dapat berkonsentrasi belajar tampak pada perhatiannya yang terfokus pada hal
yang diterangkan guru atau pelajaran yang sedang dipelajari.
B. Magic
Dart Game
Pada dasarnya Magic
Dart Game terinspirasi dari sebuah permainan yang tergolong cabang olahraga
yang dipertandingkan dinegara Australia.Dart tersebut terdiri atas anak panah
dan papan lingkaran yang berisi angka –angka.
Dalam penelitian
kali ‘ Dart’ tersebut dimodifikasi sesuai kebutuhan pembelajaran yang bertujuan
untuk memudahkan penggunaanya. Magic Dart Game adalah sebuah media/ alat bantu
yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. Magic Dart merupakan sebuah
permainan yang terdiri atas ‘Dart’ atau anak panah dan Papan ‘ Magic’lingkaran yang terbuat dari papan
ataupun stereoform (gabus). Dimana dalam papan magic tersebut berisi pototngan
potongan kertas berwarna warni yang berbentuk kerucut bertuliskan pokok – pokok
pembahasan yang terkait tema pembelajaran
C. Kerangka
fikir
Keberhasilan siswa
dalam pemusatan fikiran, otak dan perhatian ( konsentrasi) dipengaruhi oleh
sebuah strategi. Strategi tersebut berupa “ Magic Dart Game” yang sangat
membantu siswa dalam penyelesaian tugas deskriftif test secara berkelompok.
Dari proses pelemparan anak panah yang selanjutnya siswa diajak berfikir
kembali ( brainstorming ) untuk menemukan kosakata sebanyak mungkin kaitanya
dengan tema ataupun kata dibalik kertas yang telah ditempel di papan “Magic”
lingkaran melaului tancapan anak panah. Dari daftar kosakata yang telah
diperoleh bersama dengan teman kelompoknya maka dirangkailah menjadi sebuah
kalimat yang pada akhirnya terbentuk sebuah parangraf deskriptif.
D. Hpotesis
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka fikir diatas,
maka hipoteis tindakan dari penelitian
tindakan kelas ini adalah konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2
Belopa melalui Magic Dart Game dapat ditingkatkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada dasarnya metodologi penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencari
pembuktian secara ilmiah yang
dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan data serta jawaban atas
permasalahan yang
dikemukakan dalam suatu penelitian agar tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Sejalan dengan
hal tersebut Winarno Surahmat.(1982:8 ) menjelaskan bahwa: “ metode merupakan
cara yang dipergunakan
untuk mencapai suatu tujuan misalnya
untuk serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat bantu.”
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif dan kuantitatif serta penggabungan dengan deskriptif
interpretatif. Metode penelitian ini membahas tentan setting penelitian, Subek penelitian, Sumber data, Rencana tindakan, Teknik pengumpulan data, dan analisis data.
A. Setting
penelitian
1. Tempat
penelitian
Penelitian ini
dilakukan di SMPN 2 Belopa Kecamatan Kamanre Kabupaten Luwu dalam pembelajaran
Bahasa Inggris kelas VII.2
2. Waktu
penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Maret s.d. Mei 2014.
B. Subjek
penelitian
Subjek
dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa yang berjumlah 29 siswa terdiri atas 13 perempuan dan 16 laki-laki tahun ajaran
2013/2014
C. Sumber
data
Sumber data yang utama tentunya adalah siswa dan guru itu
sendiri. Siswa yang menjadi subjek penelitian dan guru adalah pelaku penelitian
(peneliti). Disamping itu data juga diperoleh dari kolaborator dan teman
sejawat yang memiliki persepsi dan persoalan yang sama dengan peneliti.
Sehingga memperkaya data dan fakta yang diperoleh.
D. Rencana
tindakan
Penerapan Magic Dart game dalam peningkatan konsentrasi
belajar siswa kelas VII.2 dilakukan dengan dua siklus, yang masing- masing
siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
E. Teknik
pengumpulan data
Data berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Tehnik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara dan
angket untuk data kualitatif dan test untuk data kuantitatif.
F. Analisis data
Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil test
setelah tindakan dilakukan baik pada siklus I maupun siklus II. Sedangkan data
kualitatif diperoleh dari kegiatan observasi/ pengamatan, wawancara dan angket.
Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik tehnik deskriptif analitik.
Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil test atau tugas kemudian diolah
persentasenya untuk pemahaman pembelajarn siswa pada setiap proses pembelajaran
berlangsung menggunakan magic dart game. Sedangkan data kualitatif diperoleh
dari observasi, wawancara dan angket yang diklasifikasikan atas aspek –aspek
titik fokus yang diamati. Selanjutnya data tersebut dikaitkan dengan dasar
keberhasilan pembelajaran dengan Magic Dart Game yang ditandai dengan
meningkatnya konsentrasi belajar para siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkunjung dan memberi komentar