Senin, 27 April 2015

PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR MELALUI MAGIC DART GAME

PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR 
MELALUI MAGIC DART GAME 
SISWA KELAS VII.2 SMPN 2 BELOPA 
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
OLEH:
KETUA: ASRIANTI, S.Pd
NIP: 198504152009032008

SEKRETARIS : NURLAILA, S.Pd
NIP: 198212312009032006

ANGGOTA:
DEWI SRI TOMPO, S.Pd
                                                 SRI WULANDARI, S.Pd              

BELOPA
2014


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I  PENDAHULUAN........................................................................1
A.    LATAR BELAKANG.................................................1
B.     RUMUSAN MASALAH............................................5
C.     TUJUAN PENELITIAN.............................................5
D.    MANFAAT PENELITIAN.........................................6
BAB II  KAJIAN TEORI..................................................7
A.    KONSENTRASI.........................................................7
1.      PENGERTIAN KONSENTRASI............................   7
2.      PENGERTIAN KONSENTRASI BELAJAR........    7
3.      PENTINGNYA KONSENTRASI BELAJAR.......     8
4.      CIRI – CIRI SISWA YANG KONSENTRASI BELAJAR 9
B.     MAGIC DART GAME....................................................  10
C.     KERANGKA FIKIR.......................................................   11
D.    HIPOTESIS.....................................................................   11
BAB III  METODOLOGI PENELITIAN.....................................   12
A.    SETTING PENELITIAN................................................   12
B.     SUBJEK PENELITIAN..................................................   12
C.     SUMBER DATA.............................................................   13
D.    RENCANA TINDAKAN.................................................  13
E.     TEHNIK PENGUMPULAN DATA................................  13
F.      ANALISIS DATA............................................................  13

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Persoalan konsentrasi merupakan masalah yang melanda setiap manusia. Konsentrasi tidak memandang usia tertentu, baik itu terhadap anak – anak remaja maupun orang tua. Dalam lingkup kehidupan kita persoalan konsentrsasi adalah hal yang biasa saja terjadi, namun bukan berarti hal tersebut tidak membutuhkan solusi yang terbaik. Begitu banyak kegiatan ataupun pekerjaan yang notabenenya memerlukan tingkat konsentrasi tinggi dalam pelaksanaanya. Bahkan boleh kata semua hal yang berhubungan dengan aktifitas manusia tidak terlepas dari dunia konsentrasai.
Berbicara mengenai konsentrasi tentunya ada banyak faktor yang sangat berpengaruh didalamnya. Beberapa diantanya yang sangat berkaitan erat adalah fokus, otak, fikiran dan perhatian.
Pendapat lain mengenai pengertian konsentrasi disampaikan oleh Mierke (Scholz, 2006), yaitu “Konzentration als aus der Umgangssprache stammend mit verschiedensten Bedeutungen: Sammlung und Anreicherung, Gruppierung umeinen Mittelpunkt, Zusammenfassung und Vereinigung, Einengung und Beschränkung, Ausrichtung und Anspannung”. Dengan kata lain, dijelaskan Scholz, bahwa “Konsentrasi yang berasal dari bahasa pergaulan memiliki pengertian yang berbeda-beda, yaitu: Kumpulan, pengayaan, pengelompokan berdasarkan satu titik fokus, penyimpulan dan penggabungan, penyempitan dan pembatasan, penyampaian dan penegangan”.
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mierke, Westhoff danHagemaister (Scholz, 2006) mendefinisikan: Konzentration als ein Aspekt des Arbeitens ist immer dann notwendig, wenn man bewusst Informationen verarbeiten muss. Dabei werden nicht beliebig viele Informationen genutzt, sondern eine Auswahl von zu einem bestimmten Zeitpunk zu verarbeitenden Informationen. Kutipan tersebut berarti: Konsentrasi sebagai satu aspek bekerja yang selalu diperlukan jika seseorang harus mengolah informasi secara sadar. Dalam hal ini banyak informasi yang digunakan tidak secara acak, melainkan pilihan informasi yang harus diolah pada titik waktu tertentu.
Pendapat yang disampaikan oleh Mierke, Westhoff dan Hagemaister menunjukkan bahwa keduanya memiliki perbedaan. Mierke menyebutkan bahwa konsentrasi memiliki beberapa pengertian diantaranya dapat diartikan sebagai kumpulan, pengayaan, pengelompokan berdasarkan satu titik fokus, penyimpulan dan penggabungan, penyempitan dan pembatasan, penyampaian dan penegangan. Sementara itu Westhoff dan Hegemaister mendefinisikan bahwa konsentrasi merupakan suatu aspek, dalam bekerja yang keberadaannya selalu diperlukan ketika seseorang harus mengolah informasi yang dilakukan secara sadar. Untuk itu, dalam konteks ini informasi yang digunakan bukan sembarang informasi melainkan berupa informasi pilihan yang harus diolah pada kurun waktu tertentu.
Pendapat lain mengenai pengertian konsentrasi tertulis dalam situs http://lexikon.stang.eu/541/konzentration/, sebagai berikut: “Konzentration ist die willentliche Fokussierung der Aufmerksamkeit auf eine bestimmte Tätigkeit, das Erreichen eines kurzfristig erreichbaren Ziels oder das Lösen einer gestellten Aufgabe”. Dengan kata lain, konsentrasi adalah pemfokusan perhatian yang disengaja dari suatu kegiatan tertentu, pencapaian suatu tujuan dalam jangka waktu yang pendek atau penyelesaian satu tugas yang telah ditentukan. Pendapat tersebut menguraikan bahwa konsentrasi dilakukan dengan sengaja. Dengan kata lain, kegiatan tersebut dilakukan secara sadar dan tidak ada paksaan. Disebutkan pula bahwa konsentrasi merupakan pencapaian suatu tujuan dalam jangka waktu yang pendek.
Pengertian konsentrasi adalah pemusatan perhatian, pikiran dan jiwa dan fisik pada sebuah objek. Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal.” Dalam hal ini, konsentrasi yang akan dibahas yakni terkait dengan konsentrasi belajar.
Dalam psikologi umum (2003) dalam Nugraha (2008), “Konsentrasi belajar adalah kemampuan untuk memusatkan pikiran terhadap aktifitas belajar”.
Pengertian konsentrasi menurut Sumartno (2004) dalam Rachman (2010) yakni: Konsentrasi belajar siswa merupakan suatu perilaku dan fokus perhatian siswa untuk dapat memperhatikan dengan baik dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, serta dapat memahami setiap materi pelajaran yang telah diberikan.
Menelaah berbagai pengertian tentang konsentrasi diatas, maka sangat jauh berbeda dengan kondisi yang terjadi dengan keseharian siswa kelas VII.2 dalam hal konsentrasi belajar. Fenomena yang terjadi dkelas bahwa hampir sebagian besar dari siswa tersebut mengalami kegagalan dalam memusatkan perhatian dalam pelajaran terutama dalam pelajaran bahasa inggris yang notabenenya sangat membutuhkan perhatian lebih untuk menangkap terutama dalam segi bahasanya. Kenyataan yang terjadi adalah dari 30 siswa, sekitar 70% siswa dalam kelas tersebut belum mampu berkonsentrasi dalam menerima pelajaran. Hal ini terlihat dari kebiasaan para siswa yang sering keluar masuk ruangan ketika pelajaran berlangsung dengan alasan ke WC, pergi pinjam pulpen, kamus, atau bahkan hanya sekedar keluar sebentar ketika melihat temanya berada diluar kelas dan bahkan menguak sepanjang waktu, yang lebih parahnya adalah sampai tertidur di kelas. Tampak pula terhadap para siswa yang ada dalam kelas seolah olah menjadi siswa yang tekun atau rajin padahal kebanyakan dari mereka ada yang asyik berbicara dengan teman didekatnya, saling melempar sindiran, melempar kertas yang berisi pesan singkat, ada juga beberapa yang sibuk menggambar wajah kartun kesukaanya di televise dll.
Kesibukan baru yang melanda siswa sekarang adalah asyik membolak balik dasi dengan alasan siswa kelas VII merupakan siswa baru dan baru pula belajar memakai dasi. Apatah lagi kenyataan ini terjadi pada saat guru sedang menjelaskan di depan atau saat pelajaran berlagsung. Fakta fakta diatas merupakan sebuah ironi bagi siswa maupun guru itu sendiri karena siswa merupakan subjek dari transferan ilmu itu sendiri dan guru sebagai mediatornya. Akan tetapi segala bentuk pelarian aktivitas diatas akibat dari kurangnya konsentrasi siswa, maka dipandang perlu untuk menhadirkan sebuah strategi dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa di kelas.
  Magic Dart game adalah sebuah terobosan baru dalam penelitian ini yang perlahan tapi pasti akan mampu meningkatkan konsentrasi belajar siswa terutama dalam penulisan teks deskriptif. Media Magic Dart pada dasarnya terinspirasi oleh sebuah permainan yang berbentuk cabang olahraga yang diperlombakan di Amerika yang di sebut “Dart” atau anak panah. Sebuah anak panah dilemparkan di papan lingkran. Dalam penalitian kali ini dart kemudian digunakan untuk menarik minat belajar siswa untuk fokus terhadap apa yang disajikan guru didepan sehingga siswa dapat memusatkan perhatianya terhadap pelajaran ataupun penjelasan guru.
            Pentginya media ini digunakan karena hampir semua orang menyukai sebuah pembelajaran yang menyenangkan atau enjoy dalam arti kata belajar sambil bermain apatah lagi bagi seorang siswa. Tetapi tentunya tanpa melupakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Magic Dart ini dianggap sangat bermanfaat bagi siswa kelas VII.2 untuk meningkatkan konsentrasi karena penyajianya bisa dilakukan dengan berkelompok sehinngga memudahkan bagi siswa untuk menyelesaikan tugas. Disamping itu media tersebut menggunakan media yang penuh warna ( full color) yang notabenenya warna merupakan hal yang menarik bagi siapa saja.
            Manfaat lain dari penggunaan magic dart ini dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa adalah dasar dari permainan ini sangat menantang siswa untuk fokus dan konsentrasi dalam menancapkan anak panah sehingga siswa akan sibuk berdiskusi dengan teman kelompoknya untuk menentukan sebuah strategi khusus agar sesuai dengan harapan kelompoknya.  
B.     Rumusan masalah
     Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana peningkatan konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa setelah penggunaan ‘ magic dart game’?
2.      Apakah melalui  Magic Dart game dapat meningkatkan konsentrasi belajar  siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa ?
C.     Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Tujuan umum
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan diatas  maka  tujuan umum dari peniltian ini adalalah untuk mengetahui bagaimana peningkatan konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa setelah menerapkan penggunaan media Magic Dart game.
2.      Tujuan khusus
Untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa melalui  Magic Dart game.
D.    Manfaat penelitian
1.      Melalui penelitian ini secara teoritis diharapkan memperoleh pengetahuan atau teori baru tentang peningkatan konsentrasi belajar melalui  Magic Dart game bagi siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa
2.      Secara praktis diharapkan sebagai bahan informasi bagi siswa terutama dalam penelesaian tugas yang berkaitan.khususyna kelas VII.2 dan seluruh siswa SMPN 2 Belopa pada umumnya.
3.      Sebagai bahan pertimbangan bagi guru manakala menghadapi problematika terhadap peningkatan konsentrasi belajar siswa di SMPN 2 Belopa, sehingga guru dapat mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran di kelas agar permasalahan – permasalahan  yang dihadapi siswa dan guru dapat dikurangi.
4.      Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar khususnya di SMPN 2 Belopa
5.       Sebagai referensi dan arsip bagi perpustakaany ang sewaktu waktu dibutuhkan oleh siswa maupun guru  di SMPN 2 Belopa
6.       Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya

BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Konsentrasi
1.      Pengertian konsentrasi
Pengertian konsentrasi adalah pemusatan perhatian, pikiran,jiwa dan fisik pada sebuah objek. Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal.
Konsentrasi  adalah pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Atau kalau boleh disamakan, konsentrasi sama artinya dengan keadaan khusuk individu/seseorang pada sesuatu. Ada yang mengartikan konsentrasi merupakan pemusatan perhatian terhadap sesuatu sehingga seseorang tersebut tidak teringat lagi dengan hal-hal lain selain yang sedang dihadapinya. konsentrasi adalah kondisi dan kemampuan seseorang yang dengan kesadarannya dapat memusatkan perhatian (melibatkan alat indra) pada situasi yang sedang dihadapinya.
2.      Pengertian konsentrasi belajar
      Tabrani dkk. (1989:8) menambahkan definisi belajar dalam arti luas ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau, lebih luas lagi, dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi. Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu.
      Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.
Bagi siswa pemusatan perhatian (konsentrasi) yang dimaksudkan di sini tentu dalam hal mengikuti proses pembelajaran. Bayangkan jika anda sebagai seorang guru mendapati siswa anda tidak dapat berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang disajikan. Selain dapat merugikan bagi siswa karena tidak mendapatkan apapun dari kegiatan yang diikutinya juga bisa membuat anda stress karena materi yang anda sajikan tidak dapat dikuasai oleh siswa.
Lalu bagaimana jika siswa biasa  konsentrasi tetapi hanya terhadap dirinya sendiri (asyik dengan dirinya sendiri), bukan konsentrasi pada situasi yang sedang dihadapinya? Sebenarnya inilah masalah yang selalu dihadapi siswa. Dan biasanya konsentrasi inilah yang dijadikan sebagai alasan mereka jika tidak dapat menguasai materi pelajaran yang diajarkan guru saat proses pembelajaran berlangsung.
3.      Pentingnya konsentrasi belajar
Terlepas dari hal di atas, konsentrasi sangat penting dan dibutuhkan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran agar kompetensi yang diharapkan dapat dikuasainya bisa tercapai dengan baik. Begitu pentingnya konsentrasi bagi siswa, sehingga konsentrasi adalah merupakan prasyarat bagi siswa agar dapat belajar dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
      Melihat begitu pentingnya konsentrasi bagi siswa, tentunya ada banyak manfaat yang diperoleh bagi siswa yang berkonsentrasi dalam belajar. Beberapa diantaranya adalah siswa akan lebih mudah dan cepat menguasai materi ajar yang disajikan. Dapat dipastikan bahwa siswa yang konsentrasi dalam belajar sebenarnya ia juga sedang aktif. Jadi konsentrasi juga dapat dijadikan suatu tanda bahwa siswa sedang aktif belajar.  Selain itu dapat pula menambah semangat/motivasi bagi siswa untuk lebih aktif beraktifitas dalam belajar, memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, Suasana belajar menjadi semakin kondusif, memudahkan siswa mendapatkan pengalaman yang baru serta munculnya hal-hal yang positif (misalnya tidak mau menghayal) dalam diri siswa. Sedangkan kerugian jika siswa tidak mampu berkonsentrasi, tentu kebalikan dari manfaat yang telah diuraikan di atas.

4.      Ciri – ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar
    Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut. Engkoswara dalam Tabrani (1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut.
a. Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (1) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, (2) komprehensif dalam penafsiran informasi, (3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, (4) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.
b. Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu, (2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, (3) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
c. Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, (2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.
d. Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar tampak pada perhatiannya yang terfokus pada hal yang diterangkan guru atau pelajaran yang sedang dipelajari.
B.     Magic Dart Game
Pada dasarnya Magic Dart Game terinspirasi dari sebuah permainan yang tergolong cabang olahraga yang dipertandingkan dinegara Australia.Dart tersebut terdiri atas anak panah dan papan lingkaran yang berisi angka –angka.
Dalam penelitian kali ‘ Dart’ tersebut dimodifikasi sesuai kebutuhan pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan penggunaanya. Magic Dart Game adalah sebuah media/ alat bantu yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini. Magic Dart merupakan sebuah permainan yang terdiri atas ‘Dart’ atau anak panah dan Papan  ‘ Magic’lingkaran yang terbuat dari papan ataupun stereoform (gabus). Dimana dalam papan magic tersebut berisi pototngan potongan kertas berwarna warni yang berbentuk kerucut bertuliskan pokok – pokok pembahasan yang terkait tema pembelajaran  
C.     Kerangka fikir
Keberhasilan siswa dalam pemusatan fikiran, otak dan perhatian ( konsentrasi) dipengaruhi oleh sebuah strategi. Strategi tersebut berupa “ Magic Dart Game” yang sangat membantu siswa dalam penyelesaian tugas deskriftif test secara berkelompok. Dari proses pelemparan anak panah yang selanjutnya siswa diajak berfikir kembali ( brainstorming ) untuk menemukan kosakata sebanyak mungkin kaitanya dengan tema ataupun kata dibalik kertas yang telah ditempel di papan “Magic” lingkaran melaului tancapan anak panah. Dari daftar kosakata yang telah diperoleh bersama dengan teman kelompoknya maka dirangkailah menjadi sebuah kalimat yang pada akhirnya terbentuk sebuah parangraf deskriptif.
D.    Hpotesis
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka fikir diatas, maka hipoteis tindakan dari penelitian  tindakan kelas ini adalah konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa melalui Magic Dart Game dapat ditingkatkan.
  
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada dasarnya metodologi penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mencari pembuktian secara ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan data serta jawaban atas permasalahan yang dikemukakan dalam suatu penelitian agar tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Sejalan dengan hal tersebut Winarno Surahmat.(1982:8 ) menjelaskan bahwa: “ metode merupakan cara yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan misalnya untuk serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat bantu.”
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif serta penggabungan dengan deskriptif interpretatif. Metode penelitian ini membahas tentan setting penelitian,  Subek penelitian,  Sumber data, Rencana tindakan, Teknik pengumpulan data, dan analisis data.
      A. Setting penelitian
1.      Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Belopa Kecamatan Kamanre Kabupaten Luwu dalam pembelajaran Bahasa Inggris kelas VII.2
2.      Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Maret s.d. Mei 2014.
      B.  Subjek penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII.2 SMPN 2 Belopa yang berjumlah 29 siswa terdiri atas 13 perempuan dan 16 laki-laki tahun ajaran 2013/2014

C.  Sumber data
Sumber data yang utama tentunya adalah siswa dan guru itu sendiri. Siswa yang menjadi subjek penelitian dan guru adalah pelaku penelitian (peneliti). Disamping itu data juga diperoleh dari kolaborator dan teman sejawat yang memiliki persepsi dan persoalan yang sama dengan peneliti. Sehingga memperkaya data dan fakta yang diperoleh. 
      D. Rencana tindakan
Penerapan Magic Dart game dalam peningkatan konsentrasi belajar siswa kelas VII.2 dilakukan dengan dua siklus, yang masing- masing siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
      E. Teknik pengumpulan data
Data berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik observasi, wawancara dan angket untuk data kualitatif dan test untuk data kuantitatif.
F. Analisis data
Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil test setelah tindakan dilakukan baik pada siklus I maupun siklus II. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari kegiatan observasi/ pengamatan, wawancara dan angket. Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik tehnik deskriptif analitik. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil test atau tugas kemudian diolah persentasenya untuk pemahaman pembelajarn siswa pada setiap proses pembelajaran berlangsung menggunakan magic dart game. Sedangkan data kualitatif diperoleh dari observasi, wawancara dan angket yang diklasifikasikan atas aspek –aspek titik fokus yang diamati. Selanjutnya data tersebut dikaitkan dengan dasar keberhasilan pembelajaran dengan Magic Dart Game yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi belajar para siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung dan memberi komentar

GREETINGS